SANGATTA (LIPUTANKUTIM) – Pimpinan Perguruan Pencak Silat Kuntau “Berok Tunggal” Haji Musrat bin Sehat, sebuah perguruan silat bela diri tradisional yang ada di desa Ngayau Kecamatan Muara Bengkal Kabupaten Kutai Timur, mengatakan sangat bangga dan bahagia dikunjungi bupati H.Ismunandar.
Menurut H. Musrat, kebahagiaan dan kebanggannya dirasakan karena, untuk pertama kalinya sejak perguruan pencak silat Kuntao didirikan oleh ayah saya tahun 1940, ada bupati berkunjung dan menyaksikan langsung aksi-aksi para muridnya.
“Jujur dan terus terang, sebagai pewaris dan pimpinan perguruan silat Kuntau, saya merasa bahagia dan bangga Ismunandar datang ke tempat kami”kata Haji Musrat, saat menghubungi Liputankutim, Selasa, 03/12/2019.

Kedatangan bupati Ismunandar ketempat kami di Ngayau tidak hanya datang bertemu dan menyaksikan penampilan bela diri pencak silat Kuntao, tapi juga memberikan nasihat, saran dan pesan agar kami menjaga serta melanjutkan budaya pencak silat kuntao.
“Pak Bupati sangat mendukung keberadaan Pencak Silat Kuntao ini di Ngayau. Kami disuruh menjaga dan melestarikan budaya pencak silat kuntao supaya tidak tenggelam lagi”kata H. Musrat lagi.
Bupati juga berpesan, karena beladiri Kuntao ini merupakan budaya asli Kutai di Ngayau agar bisa ditampilkan dalam acara kunjungan pejabat daerah ke kecamatanMmuara Bengkal dan atau disaat ada acara adat.
Hingga saat ini perguruan pencak silat Kuntao memiliki 100an lebih murid dari total 300an murid yang sudah lulus. Para muridnya mulai dari usia sekolah dasar sampai dewasa, mulai laki-laki sampai wanita.
Keunikan perkumpulan Silat Kuntao ini, menurut H. Musrat adalah, setiap hari saat berlatih lokasinya tidak boleh ditempat umum dan terbuka dan lamanya hanya tiga minggu sudah dinyatakan lulus
“Uniknya kami saat latihan tidak boleh dilihat, makanya harus di semak belukar, dihutan. Lamanya hanya 21 hari sudah dinyatakan lulus dan menghafal seluruh ilmu kuntao”kata Musrat.
Kedepannya tambah Haji Musrat bin Sehat, berharap bisa memiliki seragam perkumpulan dan punya gedung sendiri untuk tempat latihan.
“Kalau kami sudah punya seragam dan punya gedung sendiri tidak lagi latihan disemak belukar, tapi didalam ruangan tertutup dan berseragam “kata Haji Musrat bin Sehat .(liku1/*)