Cerita Yetno, Petani Kanal Dua Sangatta. Gagal Panen Banyak Petani Sayur Gulung Tikar, Rugi Ratusan Juta. Berharap Pemkab Kutim Peduli Petani
Sangatta,liputankutim.co – Curah hujan yang tinggi beberapa bulan terakhir, mengakibatkan terjadinya banjir di hampir semua kecamatan Se- Kutai Timur.
Sangatta yang merupakan ibukota kabupaten Kutai Timur, juga tidak luput dari musibah banjir hingga menimbulkan kerugian bagi petani lokal
“Dampaknya dari banjir adalah merendam tanaman petani seperti sayuran kerugian bagi petani karena gagal panen”kata Yetno petani lokal di Kanal 2 Jalan AW.Syahrani Sangatta Utara
Baca Juga : Kasat Lantas Polres Kutai Timur Yang Baru, AKP. Isnan Fatah Ma’ruf, SH
Menurut Yetno petani yang sudah 11 tahun berkebun di pinggiran kanal 2 AW. Syahrani atau yang lebih dikenal jalan Pendidikan, sudah lima bulan terakhir selalu gagal panen karena banjir.
Selain banjir juga karena kondisi aliran air di kanal yang tidak begitu baik berdampak kebun sayuran petani terendam air.
“Saya sudah 11 tahun sebagai petani dengan menanam berbagai jenis sayuran,tapi yang paling parah itu lima bulan terkahir ini karena sering banjir. Air di kanal tidak bisa ngalir dan seharusnya kanal besar meresap air dari parit perkebunan tapi sekarang kalo air kanal penuh malah air dari kanal masuk ke dalam kebun” ujar Yetno sambil melihat kebun miliknya.
Memiliki luas kebun 6 hektar, ketinggian air bisa mencapai 40cm – 80 cm di kebun miliknya dan kebun para petani lain. Bahkan hingga saat ini sudah banyak petani yang gulung tikar akibat kondisi air yang selalu tergenang.
Meskipun sedikit curah hujan yang turun yetno mengaku kebun miliknya dan kebun di sekitar kanal tetap terendam akibat dari kanal yang tidak pernah di bersihkan dan akhirnya kanal tidak dapat menyerap air dari kebun-kebun milik petani.
Baca Juga : Bupati Kutim Kumpulkan 64 Kades Baru. Ikuti Sosialisasi Perencanaan Daerah 2023. Diminta Sering Konsultasi Ke Bappeda dan Inspektorat
Dikatakan, mungkin karena kanal jarang-jarang di bersihkan jadi dampaknya air itu enggak bisa ngalir, kalo banjir tingginya mencapai 40 cm – 80 cm, bahkan hujan enggak terlalu deras aja disini bisa langsung banjir karena enggak bisa ngalir.
“Petani di sini itu semua ibaratnya sudah habis modal karena habis nanam banjir, habis nanam banjir lagi , enggak ada yang berhasil. Karena merugi banyak yang gulung tikar” kata Yetno.
Dikebun miliknya Yetno menanam berbagai macam sayur-sayuran dan buah seperti terong, cabai, timun, jagung manis,kacang tanah, ubi jalar, singkong, durian dan banyak lagi jenis tanaman lainnya, namun beberapa bulan ini tidak ada yang bisa di panen alias rugi.
“Akibat musim hujan dan banjir,serta air dari kanal tidak stabil kerugian kami saat ini mencapai ratusan juta rupiah. ”jelas Yetno
Ada keinginan untuk berkebun di tempat lain namun tidak punya lahan sedangkan lahan yang ada saat ini sudah tidak bisa di tanami lagi karena terkendala genangan air tersebut. Yetno juga mengatakan bahwa dirinya tidak bisa bekerja selain berkebun, hanya berharap dari hasil kebun miliknya itu.
Yetno dan petani lain di pinggiran kanal 2 kecamatan Sangatta Utara sangat berharap kepada pemerintah agar aliran air di kanal 2 bisa kembali mengalir normal.
“Enggak terlalu repot, cuma mau satu macam aja kami cuma mau air di kanal itu bisa ngalir dengan baik. Karena kami pemasok sayuran di pasar Induk Pemkab Kutim peduli petani sayuran” harapnya (Sapta Rizky Meidiansyah).