Sangatta – President BEM STIPER Sangatta, Moh. Ali B. Musa dan Ketua HMI, Ashan Putra ( Himpunan Mahasiswa Islam ) cabang Sangatta, mempertanyakan perihal mundurnya Imam Wahyudi sebagai Ketua YPKT (Yayasan Pendidikan Kutai Timur).
Moh. Ali B. Musa, selaku President BEM STIPER Sangatta, mengatakan selama ini permasalahan sarana dan prasarana kampus STIPER terkait kebutuhan mahasiswa dalam proses belajar belum bisa di maksimalkan oleh pihak YPKT sehingga menjadi kekurangan dalam memberikan ruang belajar yang nyaman bagi mahasiswa STIPER, saat di hubungi melalui telepon selulernya, Kamis ( 11/2/2021).
Bahkan lanjut Moh. Ali B. Musa, pihak YPKT juga kurang peka terhadap permasalahan gajih para tenaga pengajar dan pegawai di kampus STIPER, yangmana perihal tersebut menurut nya seringkali mengalami keterlambatan penggajihan.
Permasalahan lain menurut dirinya adalah transparansi anggaran YPKT untuk kampus STIPER,dimana dirinya juga pernah mempertanyakan hal ini kepada pihak kampus STIPER, namun pihak kampus STIPER mengatakan bahwa pihak kampus hanya sebagai pengelola saja sesuai dengan yang diberikan oleh pihak YPKT.
“ Menurut saya sebagai President BEM STIPER Sangatta, pihak YPKT kurang berorientasi pada aspek pembangunan mahasiswa STIPER Sangatta yang harusnya sesuai dengan konsep Tri Dharma Pendidikan di Indonesia,seharusnya dengan sebelum mundur menjadi ketua YPKT adalah sedikit penyelesaian perihal sapras kampus STIPER Sangatta dan permasalahan gajih bisa tidak telat lagi bagi tenaga pengajar dan pegawai STIPER Sangatta lainnya,” ujar Moh. Ali B. Musa.
Kenapa Baru Sekarang ?
Senada dengan President BEM STIPER Sangatta, Ketua HMI cabang Sangatta, Ashan Putra, yang juga di hubungi melalu telpon selulernya pada hari yang sama,Kamis (11/2/2021),juga mengkritisi mundurnya ketua YPKT, Imam Wahyudi. Menurut Ashan Putra perihal mundurnya ketua YPKT ini terkesan mendadak dengan alasan tidak di benarkan untuk mengajar atau mengelola sekolah atau lembaga pendidikan lainnya dari tempatnya mengajar.
Selama ini menurut Ashan Putra, YPKT dibawah kepemimpinan Imam Wahyudi, memang masih jauh dari kelengkapan sapras untuk kampus STIPER Sangatta, apalagi menurut Ashan Putra kampus STIPER Sangatta menjadi tolak ukur kemajuan pendidikan di Kutai Timur.
Padahal menurut Ashan Putra pihak kampus dan mahasiswa di saat Imam Wahyudi menjabat ketua YPKT bisa merubah STIPER Sangatta menjadi lembaga pendidikan yang baik bagi generasi muda dan mahasiswa Kutim.
“ Memang patut di pertanyakan tentang kemunduran beliau sebagai ketua YPKT baru – baru ini,kenapa baru sekarang mundurnya?,apakah ini terkait alasan seperti yang tercantum di surat pengunduran dirinya, jikapun alasan seperti surat pengunduran dirinya itu, kenapa tidak sedari awal beliau menolaknya atau mengundurkan dirinya dari jauh hari, tentu ini menjadi prematur alasannya,maka dari itu saya berharap kedepannya yang menjadi ketua YPKT benar – benar orang yang profesional dan memiliki perhatian khusus bagi pendidikan Kutai Timur, bukan lagi asal asalan atau atas dasar keberpihakan politis,” Jelasnya.
Seperti yang di dapat informasi bahwasanya surat pengunduran diri ketua YPKT , Imam Wahyudi sudah terhitung tertanggal 1 Februari 2021 yang di tujukan kepada Ketua Dewan Pembinan Yayasan Pendidikan Kutai Timur. ( Ivan/Liku1/*)